Langsung ke konten utama

CUCAK HIJAUKU YANG OVER BIRAHI (OB)

Salam sejahtera buat para pembaca setia blog ini, penulis sengaja menulis ini karena merasa tulisan ini mungkin akan sangat berguna bagi para pembaca , Mungkin banyak dari teman - teman sekalian yang beranggapan bahwa Cucak hijau adalah burung petarung (fighter), tetapi sebenarnya ia bukanlah tipe petarung sebagaimana yang dimiliki kacer, murai batu, dan tledekan. dan sifat petarung itu muncul, sebenarnya ini disebabkan kondisi birahinya sudah mencapai level tertinggi, atau sering disebut over birahi (OB). Hal ini bisa di sebabkan karena pemberian ekstra fooding yang berlebihan, tetapi lebih sering akibat melihat burung sejenis sehingga naluri untuk menjaga wilayah teritorialnya muncul.
Kondisi OB justru tidak baik bagi Cucak hijau, sehingga penampilannya tidak bisa maksimal dalam lomba.

CUCAK HIJAU: BIRAHI SERING TAK STABIL
Seperti diketahui, cucak hijau (Chloropsis sonnerati) merupakan keluarga cucak-cucakan yang mukim di hutan-hutan dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian hingga 1.000 meter dari permukaan laut (dpl). Cucak hijau merupakan burung endemik Indonesia dan Malaysia, karena wilayah penyebarannya hanya ada di Semenanjung Malaya, Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya, Kalimantan termasuk Pulau Natuna, Jawa dan Bali.
Di alam bebas, mereka juga memiliki organisasi sosial tersendiri di mana dalam kelompoknya hanya ada satu pejantan yang menjadi pemimpin (jantan-dominan). Dialah yang memiliki suara paling bagus, dan tidak dimiliki oleh pejantan lain yang merupakan jantan-subordinat maupun burung betina. Pemimpin inilah yang selalu siap menjaga wilayah teritorialnya, jika ada gangguan dari kelompok lain dari burung sejenis (kelompok cucak hijau lainnya).
Organisasi sosial ini sudah menjadi karakter dasar dari cucak hijau. Meski seekor cucak hijau menetas dari telur-telur yang dihasilkan di dalam kandang penangkaran, karakter dasar itu tidak hilang dengan sendirinya. Inilah yang disebut basic instinc, atau insting dasar yang dimiliki cucak hijau.
Persoalannya, di kandang penangkaran tak ada yang namanya jantan-dominan dan jantan-subordinat, jika induk-induk jantan hidup berpasangan dengan induk betina dalam kandang terpisah. Semua induk jantan akan menjadi jantan-dominan, yang memiliki kemampuan berkicau lebih baik daripada jantan-subordinat.
Begitu pula jika cucak hijau dipelihara dalam sangkar. Berapapun jumlahnya, sepanjang dipelihara dalam sangkar berbeda, semuanya akan berlomba-lomba menjadi jantan-dominan. Dalam konteks inilah kita bisa mengerti, bagaimana belasan atau puluhan cucak hijau ketika berlaga di arena lomba, semuanya akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Dalam rangka apa? Ya, tentu dalam rangka mendapatkan predikat sebagai jantan-dominan yang menjadi insting dasarnya. Masing-masing cucak ijo tidak mau ada burung sejenis yang berkicau lebih baik darinya. Ia pun terus berkicau seolah-olah ingin menjaga wilayah teritorialnya.
Jangankan melihat burung sejenis, melihat apalagi mendengar kicauan beberapa jenis burung yang lain pun cucak ijo sering “marah”. Kemarahan itu ditandai dengan birahinya yang meningkat, mengeluarkan tembakan-tembakan, bahkan jambulnya ngentrok. Dalam kondisi normal, justru itulah yang diharapkan dari cucak ijo, terutama di arena lomba. Tetapi kalau sampai over birahi (OB), ini yang bahaya, karena CI bisa macet bunyi.
Menurut pengalaman Fredy, sebaiknya CI bukan hanya jangan didekatkan dengan sesama cucak hijau, tetapi juga jangan didekatkan dengan burung cucak jenggot, kapak tembak, anis merah, bahkan burung gereja, karena akan membuat birahinya memuncak sehingga menjadi OB. Pemilik harus pandai-pandai melihat kebiasaan cucak ijo ketika didekatkan dengan burung lain seperti disebutkan di atas.

Dampak OB pada cucak hijau

Selain faktor keberadaan burung lain, OB juga sering disebabkan setelan ekstra fooding (EF) yang terlalu tinggi. Jika porsi pemberian EF terlalu berlebihan, CI pasti mengalami OB. Mau tidak mau birahinya harus distabilkan dulu, dan ini membutuhkan ketelatenan dan waktu yang tidak singkat.
Cucak hijau dikatakan mengalami OB jika menunjukkan beberapa perilaku ganjil. Misalnya, dari semula tenang berubah menjadi galak, sering meloncat kesana-kemari dalam sangkar seperti hendak mengejar musuhnya. Selain itu, dalam banyak kasus, lidahnya sering menjulur atau melet-melet.
Kalau hal ini sampai terjadi, hendaknya cucak hijau jangan diikutkan dalam lomba, karena hasilnya bakal percuma: burung tidak bisa tampil maksimal. Lebih baik distabilkan dulu birahinya. Bagaimana caranya?
“Bila sudah terkena OB, hendaknya penanganan yang pertama adalah mengganti menu pisang dengan papaya. Kemudian, porsi jangkrik diturunkan menjadi 1×1 pagi-sore. Frekuensi mandi juga dinaikkan menjadi dua kali sehari, pagi-sore. Tetapi porsi jemur harus dikurangi menjadi maksimal 30 menit per hari. Ulat bumbung bisa juga dipakai sebagai solusi untuk menurunkan OB, dan bisa diberikan 2-3 ekor setiap hari selama 3-5 hari,” ujarnya.
Setelah birahi menurun, biasanya cucak ijo menjadi sedikit drop. Ini hal yang biasa, dan tak perlu cemas. Untuk membangkitkan kembali mentalnya, burung digenjot secara pelan-pelan menggunakan setelan standar. Misalnya, mandi diubah menjadi dua hari sekali, porsi jangkrik mulai dinaikkan hingga 2×2 pagi-sore, setelah itu baru dikembalikan lagi ke setelan semula yang biasa dilakukan pemilik terhadap cucak ijo sebelum mengalami OB.

Upaya menurunkan OB pada cucak hijau menjadi sia-sia ia masih didekatkan dengan sesama cucak ijo, atau dengan burung lain yang bakal memancing birahinya kembali. Karena itu, Fredy hanya berpesan bahwa kunci sukses dalam perawatan CI menjelang lomba adalah bagaimana mengatur tingkat birahinya supaya pas saat berlaga di arena, baik melalui setelan rawatan maupun menjauhkan cucak hijau dari burung lain yang bisa membangkitkan lagi birahinya.

Sumber : http://omkicau.com/2012/11/21/mengatur-kondisi-birahi-cucak-hijau/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mudah Membedakan Cucak Ijo Kuningan/Bakalan Jantan dan Betina

Cara Mudah Membedakan Cucak Ijo Kuningan/Bakalan Jantan dan Betina CUCAK IJO BAKALAN \ KUNINGAN JANATAN – Dalam proses merawat burung kicauan ada beberapa tahapan yang harus di lakukan. Salah satunya yaitu membedakan burung jantan dan betina. Baik itu yang sudah dewasa maupun yang masih anakan. Yang bertujuan agar tidak menyesal saat sudah lama dipelihara ehh burung kita ternyata betina. Karena biasanya burung yang dicari untuk burung kicauan berjenis kelamin jantan, kecuali untuk lovebird burung ini walaupun betina rajin bunyi. Tetapi untuk jenis cucak ijo atau jenis cucak cucakan biasanya burung jantan yang kicaunya lebih bervariasi dan lebih rajin. Sebelum memelihara burung cucak ijo kita harus tau dan bisa membedakan antara jantan dan betina, terutama bagi yang masih bakalan/kuningan cukup sulit. Untuk cucak ijo bakalan\kuningan jantan dan betina yang masih muda memiliki postur tubuh yang sama bentuk kepala yang sangat mirip. Suara kicau nya pun mirip sebab bar

Musim cucak hijau taun ini sudah hampir berahir

slamat sore para pembaca setia tulisan kami di  cucakijobwi.blogspot.com  mohon maaf karna akhir-akhir ini kami jarang update di karenakan kesibukan dan acara2 penulis . Musim cucak hijau di banyuwangi telah rama sejak bulan juli lalu pada bulan ini bisa dikatakan panen raya krna kita akan mudah menjumpai cucak ijo di bedak2 sekitaran alas purwo . Kec tegal dlimo kab. Banyuwangi dengan harga yg berfariatif mulai dri 850.000 untuk bahan hingga 2000.000  untuk yg sudah jinak dan gacor. Dan biasanya musim ini akan berahir bulan Desember namanun di bulan oktober ini cucak hijau mulai sulit di dapat yang mengakibatkan harga kembali meroket anakan kuning (bakalan ) slut di dapat, untuk trotol jantan dah bermunculan, yg topeng jg sulit di temua kata para pemikat. Mau gk mau buat para penghobi yg ngidam cucak ijo alas purwo harus merogoh kocek sdikit lbih banyak jika menginginkan cucak ijo asli alas purwo ini .. facebook          :  toko istana kicau Nama         

LARWO ( MURAI BATU JAWA )

Larwo tidak banyak para peng hobi burung yang tau atau pernah melihat langsung Murai Batu Jenis ini dikarnakan keberadaanya yang smakin sedikit di alam, bahkan hampir di semua hutan pulau jawa sudah tidak ada, dan bisa di katakan murai jenis ini sudah langka. Disni saya akan mengulas sedikit tentang ,urai batu jawa Atau Larwo . Larwo adalah nama untuk jemis murai batu dari jawa. Nama ini khusus diberikan untuk jenis murai batu jawa tersebut sehingga menjadi keunikan tersendiri bagi jenis murai batu satu ini. Banyak yang beranggapan bahwa larwo bukanlah termasuk murai batu, namun menurut ahli burung kicauan burung larwo masih termasuk jenis burung murai batu dan satu keluarga Turdidae yang khususnya memiliki suara yang indah dan kicauan yang sangat bagus seperti murai-murai batu lainnya. Yang dari tempat habitatnya jangan dicari-cari selain di pulau jawa karena habitat tempat hidupnya hanya akan dijumpai di pulau jawa sehingga menjadi keunggulan bagi murai batu jawa yang